Friday, April 19, 2024

Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Nasi Kandar Pelita dan Warna-Warni di Saloma Bridge

Masih dalam kisah ngebolang di KL, setelah kami selesai mengikuti Family Conference di Malaka, kami kembali ke KL. Seperti yang lalu, daripada harga tiket di hari Minggu yang luar biasa selisihnya, maka kami menginap semalam di KL dulu.

Kali ini, kami tidak sendiri. Bersama dengan bestie kami, D Benjamins, kami nanti akan ketemu lagi dengan keluarga Silaen. Namanya juga homeschooler, bertemu teman yang sevisi tentunya sangat menyenangkan.

Iklan dalam MRT

Setelah menyenangkan 3(plus 1) anak-anak perempuan berkeliling Pavilion, kami pun bersama-sama ke Nasi Kandar Pelita. Apa sih nasi kandar?

Si kecil eksis
Nasi Kandar Pelita

Nasi kandar merupakan makanan khas muslim India. Seperti makanan India lainnya, tentunya sarat dengan rempah-rempah. Kandar sendiri artinya adalah kuk dalam bahasa Melayu. Jadi dulunya ada yang berkeliling dengan memanggul bakul dan menjajakan makanan-makanan. Sejalan dengan perkembangan zaman, maka penjaja nasi kandar mulai membuka kedai di pinggir jalan.

Aneka menu. Sumber foto: nasikandarpelita

Nasi Kandar Pelita buka 24 jam. Jadi jika tengah malam lapar pun bisa ke sini untuk mencari makan. Pilihan menunya pun bermacam-macam. Dari nasi kandar, nasi lemak, nasi briyani, roti cannai hingga lauk-lauk gorengan dan sup kambing, semua ada. sebelas-dua belas dengan rumah makan padang sih untuk rasanya.

Mereka malah sempat foto =D

Setelah makan, kami berjalan ke arah KLCC. Tujuan utama kami adalah mengunjungi Jembatan Saloma yang sedang hype saat itu. Ya, nampaknya selain Petronas Tower dan KL Tower, Jembatan Saloma menjadi destinasi wisata yang menarik.

Petronas dari Nasi Kandar Pelita....Kece badai
Horeee....akhirnya ada foto dengan background KLCC

Jembatan, atau  pintasan kata orang Malaysia, Saloma merupakan sebuah jembatan baru dan unik untuk menyeberang dari Kampung Bharu ke KLCC. Nama Saloma diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada artis kebangsaan Malaysia Singapura Bernama Saloma. Saloma atau Puan Sri Salmah binti Ismail adalah istri dari P. Ramlee, seorang aktor Malaysia. 

Rame-rame judulnya

Untuk menuju jembatan yang dibangun dengan panjang 370 meter dan lebar 4 meter ini tidaklah susah. Kami hanya berjalan menyeberang KLCC lalu mengikuti masa yang ramai. kalau di google map sih dibilang melewati kuburan dulu. Tapi tidak seseram yang dibayangkan kok =D 

Dads

Uniknya semakin malam jembatan ini semakin ramai. hal ini dikarenakan Jembatan Saloma dilengkapi dengan lampu-lampu LED yang berubah-ubah warna dan motion mengikuti festival yang sedang dirayakan di Malaysia.

Five of us

Sayangnya kami tidak mendapatkan foto di jembatan ini yang berlatar belakang KLCC. Mungkin lain kali kami akan mencoba spot foto lain, supaya bisa dapat background KLCC juga. 

Next time foto begini ah....

Sekilas Info

Nasi kandar pelita

Website: https://www.pelita.com.my/

Alamat: Jl. Ampang 113, Kuala Lumpur

Jam Operasional: 24 jam

 

Saloma Bridge

Alamat: Lorong Raja Muda Musa 3, Kampung Baru, Kuala Lumpur

 



Tuesday, April 16, 2024

Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Walking Tour di KL



Setelah kemarin kami menikmati weekend di Bukit Bintang, hari ini kami berencana mengunjungi beberapa tempat. Rencananya kami akan berjalan kaki menuju KLCC. Setelah itu kami mau naik GoKL menuju Petaling Street untuk makan siang di sana. Dari situ kami akan melakukan walking tour ke Colonial Walk dan naik GoKL lagi ke KL Tower.

Pose sebelum pergi, belum kucel

Kalau dari mbah google, perjalanan kami menuju KLCC kurang lebih 1,3 km. Awalnya agak ragu juga, karena sejak sampai di KL, si kecil terkadang minta digendong saat bertemu banyak orang di jalan. Tetapi akhirnya kami pun berjalan menuju KLCC. 

KL Tower... see you soon
Gedung tourism, next time boleh nih dikunjungi

Tujuan utama kami adalah mendapatkan foto KLCC di pagi hari dan berkeliling taman di dalamnya. Apalagi ini adalah pengalaman pertama untuk si kecil. Dan memang pemandangan taman di sana sungguh bagus.

Pose wajib di KLCC
Kolam KLCC

Setelah dari KLCC, kami menaiki GoKL Green ke Bukit Bintang untuk nantinya menyambung GoKL Purple ke Petaling Street. Dan kejutan dari teman kami yang ada di KL, mereka juga mau jalan-jalan bersama kami berkeliling-keliling. Senang rasanya ada teman untuk ngebolang.

Whale

Nampaknya pengalaman kami dengan GoKL di kunjungan kali ini tidak sebagus dengan pengalaman kami naik GoKL di tahun 2018. Setelah sampai di pemberhentian Bukit Bintang, GoKL Purple yang kami tunggu cukup lama datangnya.

Setelah lama menunggu, dan setelah ditanya-tanya oleh turis lain karena dikira orang setempat, akhirnya datang juga bus yang ditunggu. Setibanya di Petaling Street, kami cepat-cepat berjalan ke Kedai Lai Foong. Teman kami sedang berkeliling daerah Petaling Street karena sudah tiba dari tadi. Jadi gak enak hati.

Kedai Lai Foong

Kedai Lai Foong ini terletak di depan Sin Kew Beef Noodle. Sin Kew Beef Noodle, yang dulu kami pernah coba pas pertama kali ke KL, sih memang sudah tidak perlu ditanya lagi antriannya. Oleh sebab itu, kami berganti tujuan ke Lai Foong. Kedai Lai Foong bisa dikatakan seperti hawker centre, ada beberapa penjual dalam satu kedai. Sistemnya adalah kita memesan dan langsung membayar saat makanan datang. Jadi aman untuk si penjualnya.

Pelepas dahaga kami... es barley dan herbal tea
Lai Foong beef noodle. yummy....

Yang kami pesan tetap beef noodle yang memang sudah ada sejak tahun 1956. Sedangkan adik tetap setia dengan char kway theow yang juga terkenal di sini. 

Char kway teow....

Tak lama kemudian teman kami pun datang. Setelah makan, kami bersama-sama berjalan menuju area Colonial Walk. Tentunya foto wajib di depan I Love KL tidak dilewatkan.

The kids...
Foto wajib

Karena anak-anak mencari toilet, maka kami pun mampir melihat-lihat KL City Gallery. Isi dari gedung yang dirancang oleh AC Norman di tahun 1898 ini adalah sejarah perkembangan kota Kuala Lumpur. Di lantai dasar terdapat foto-foto perkembangan dari Kuala Lumpur dari masa ke masa. Sedangkan di lantai atas terdapat ruangan untuk menonton.

Peta KL dalam KL City Gallery

Tujuan kami selanjutnya adalah melihat KL Tower. Di benak kami, kami akan menunggu GoKL Purple dan naik bis tersebut sampai di depan jalanan KL Tower. Tetapi kami baru tahu dari Om AS kalau KL Tower itu dekat sekali dari posisi terakhir kami. Jadi kami pun berjalan kaki bersama menuju KL Tower. 

Clock Tower
Cakep kan....
Lanjutan lukisan di dinding gedung

Perjalanan menuju KL Tower terasa seru karena bersama-sama. Terik matahari tak menyurutkan semangat anak-anak. Namun di tengah jalan, si kecil tertidur. Mau tidak mau mamak pun menggendong si kecil berjalan. Sampai di bawah KL Tower, mengingat menurut Google map bisa 1 km lagi, kami pun membatalkan rencana ke KL Tower. Lumayan euy, kalau harus menggendong si kecil sampai atas =D

Merdeka 118 yang sedang dibangun digadang sebagai gedung tertinggi di KL

Akhirnya tujuan pun berubah untuk tea time di Pavillion. Setelah beberapa lama duduk manis di halte, akhirnya GoKl menuju Pavilion pun lewat. Kami pun mencari food court untuk ber-fellowship bersama. Anak-anak bermain kartu UNO bersama-sama sambil snacking dan kami para orang tua asyik ngobrol.

Pose gaje...
Playing cards together.... Lebih seru daripada ke KL Tower sepertinya

Sayangnya keluarga Silaen sudah ada janji sore ini. Jadi mereka pun harus kembali. Sementara kami mencari Daiso di lantai atas. Kakak dan adik ingin mencari pernak-pernik lucu-lucu. Untung yang kecil belum bisa meminta.

Pameran berbau Jepang
Sakura blooming on August
Request foto dari si kecil
Another pic is taken

Bagaimana dengan dinner kami? Untuk menghemat waktu, kami pun kembali ke food court dan memesan makanan. Setelahnya kami kembali pulang, mengingat besok kami harus berpindah ke Malaka.

Bukit Bintang Crossing yang tidak seramai kemarin
Snack kami, hasil beli di pojokan Bukit Bintang

PS: Vlog tentang trip ini ada di link ini dan ini ya. 

Next: Nasi Kandar Pelita dan Warna-Warni Saloma Bridge

Tuesday, April 9, 2024

Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Weekend di Bukit Bintang

Di komunitas homeschool yang kami ikuti, ada kegiatan wajib yang Namanya Family Conference. Pertama kali kami mengikuti FC ini adalah di tahun 2018. Dan setelah itu karena pandemi, maka tahun kemarin adalah pertama kalinya kami ke Kuala Lumpur lagi.

Well, sebetulnya sih untuk Lynn 1 dan Lynn 2, ini adalah kedua kalinya. Tetapi bagi si kecil, ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan negara lain selain Singapore =D Selama ini, setelah pandemi, si kecil hanya pergi ke Singapore untuk menemani oma opa mengunjungi besan.

Karena menuju negara jiran ini, maka maskapai yang kami pilih adalah maskapai budget airline yang memang home based-nya adalah negara tersebut. Dengan mengandalkan diskon dan promo dari tiket.com (yang saat itu lumayan banyak motongnya), kami membooking segera tiket yang kami inginkan. Dan di hari H, kami pun dengan semangat pergi ke bandara.

View langit yang cerah sekali

Selesai menyelesaikan imigrasi dan makan siang di Gateway@KLIA2, kami pun berniat menuju downtown. Berbekal pengalaman di tahun 2018, maka kami kembali naik bus. Kami pikir tidak akan ramai. Ternyata bus yang tersedia masih satu jam lagi karena bus yang terdekat sudah penuh. Sambil menunggu, kami kembali ke Gateway untuk mencari SIM Card di minimart.

Welcome to KLIA2
Lunch tetap saja akhirnya Subway

Kalau di kunjungan kami yang pertama kali di KL kami menginap di hotel dekat Masjid Jamek, kali ini kami memilih menyewa unit di Mercu Summer Suite. Apartemen ini terletak di dekat KLCC dan KL Tower. Jadi harapannya dengan memanfaatkan GOKL, kami bisa melanglang buana kemana saja. 

KL Tower, terlihat jelas dari perempatan dekat kami tinggal.

Setelah check in, jalan-jalan pertama kami adalah ke Bukit Bintang lagi. Tujuan utama adalah melihat keramaian di sore hari di daerah Changkat, lalu mencari makan malam di Jalan Alor dan setelahnya ke Lot10 untuk melihat-lihat.

Awalnya kami ingin naik GOKL Green atau Blue menuju Bukit Bintang. Tetapi setelah lama menunggu, GoKL yang lewat tidak ada satupun yang menepi di halte tempat kami menunggu (padahal di keesokan harinya, GoKL berhenti di halte yang sama). Akhirnya kami memutuskan naik monorail menuju Bukit Bintang.

Saat kami keluar dari Monorail, kami berempat merasa bahwa Bukit Bintang sekarang berbeda dari waktu kami mengunjungi KL di tahun 2018 lalu. Perempatan yang ada jauh lebih ramai. Apalagi di salah satu corner penyeberangan terdapat cemilan khas Turki dan juga es krim yang ditampilkan dengan atraksi-atraksi oleh para Pria Turki yang katanya good looking. Dan antrinya pun luar biasa.

Live music di salah satu corner.

Saat kami menyeberang, kami baru menyadari penyebrangannya dibuat seperti Shibuya Crossing. Keren juga nih sekarang. Kalau kata anak-anak, miniatur Shibuya Crossing

Shibuya ups Bukit Bintang Crossing

Memasuki Jalan Alor, keramaian pun sudah terlihat. Pada dasarnya jualanan yang ada mirip-mirip semua. Seafood, makanan Thailand, dimsum, es kelapa, duren, dan sebagainya. Setelah melihat kiri kanan, kami pun akhirnya memutuskan untuk early dinner sebelum tambah ramai. Pilihan kami pun jatuh di Saiwoo. 

Penggemar duren boleh merapat di sini
Walau masih terang, yang makan sudah banyak

Supaya tidak kekenyangan dan bisa nyemil sana sini, kami memesan telur dadar, nasi goreng ikan asin dan char kwetiau. Dan karena si kecil suka sekali makan nasi putih, tentunya ada nasi putih khusus untuk si kecil. Porsinya sih menurut kami lumayan mengenyangkan, tetapi tidak sampai kekenyangan.

Kwetiau
Nasi goreng
Nasi dan telur dadar kesukaan si kecil.

Selesai makan, kami berjalan menuju Lot10. Tujuan utama di Lot10 adalah mencari Don Donki. Sambil berjalan menuju Don Donki, banyak cemilan yang dibeli, dari mulai chestnut, kentang tornado, sampai juice. Belum lagi banyak art stuff yang menarik untuk anak perempuan. Mamak pun terpaksa mengingatkan mereka untuk menahan mata dan tangan.

Foto estetik ala ABG
Lampion yang lucu

Ada apa saja di Don Donki? Kurang lebih sama dengan Don Donki di Singapore. Incaran kami di sini adalah membeli makanan untuk sarapan besok pagi. Biasanya kalau sudah malam, makanan yang ada di diskon. Jadi kami tinggal membeli dan besok tinggal dipanaskan di microwave

Donden dan Donko ada di KL juga

Lampu KL Tower sudah menyala

Selesai berbelanja, kami pun kembali ke apartemen yang kami tempati. Setelah selesai mandi dan beres-beres, kami pun menikmati snack yang kami beli sambil mencuci baju. Masih ada satu hari lagi untuk ngebolang di KL ini sebelum kami jalan ke Malaka. 

Next: Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Walking Tour di KL


PS: Vlog tentang trip ini ada di link ini dan ini ya.