Wednesday, May 18, 2016

Garden of Stars, Symphony of Light, dan Victoria Harbour

Akhirnya hari Sabtu yang dinanti-nanti tiba juga. Sepanjang hari kami masih melakukan aktivitas kami seperti biasa. Papa tetap bekerja, saya tetap jadi upik abu, dan anak-anak tetap les balet. Anak-anak belum tahu kalau malam nanti kita akan memulai petualangan ke Hong Kong. Karena kami mendapatkan pesawat dini hari, maka saya memaksa anak-anak untuk tidur siang sebentar, sepulang dari les. Dan saat bangun, baru kami beritahu akan pergi ke Hong Kong. Antara kaget dan bingung, mereka protes karena baru diberi tahu. Tetapi setelah itu mereka kembali senang karena akan bertemu Mickey dan Minnie.

Pesawat yang kami naiki, Garuda Indonesia, take off pukul 23.45 WIB. Karena sudah web check-in, kami berangkat pukul 21.00, setelah potong kue dalam rangka ulang tahun oma. Tidak begitu terburu-buru karena tinggal memasukkan bagasi. Sepanjang menunggu waktu take off, Duo Lynns berusaha melawan rasa ngantuknya dengan joget nari sana-sini. Tetapi begitu take off, mereka segar kembali. Setelah 30 menit terbang, si kakak tidur, sementara si adik masih konser dengan suara kecil. Akhirnya dia tertidur juga.

Bagaimana dengan pelayanan di dalam pesawat? Saat kami baru naik, pramugari membagikan jus jeruk dalam kemasan kecil dan kantong kecil berisi kaos kaki dan penutup mata kepada setiap penumpang. Setelah take off, setiap penumpang diberikan kertas menu. Menu terdiri dari dua pilihan, makanan Indonesia (nasi hijau, ayam, dan sayur) dan makanan ala barat (pasta, ikan, dan sayur). Kami kira makanan akan diberikan saat pagi hari, tetapi dikertas tertulis supper alias makan malam (banget). 1 jam setelah terbang, makanan mulai dibagikan. Kebayang kan makan jam 1 pagi, makan pun antara lapar dan tidak. Rasanya lumayan enak, jadi habis juga. Dessert yang diberikan juga enak, brownies dengan vla. Setelah nampan bekas makan diikumpulkan, lampu di pesawat mulai diredupkan. Tetapi rata-rata tidak ada yang langsung tidur, maklum kekenyangan.

Bagaimana dengan kids meal? Berbeda dengan pengalaman kami naik maskapai negara ginseng (dapat memilih kids meal dan dapat goodie bag yang unik), tidak ada pilihan makanan saat memesan kids meal (pemesanan dilakukan maksimal 2 x 24 jam sebelum terbang ya). Goodie bag yang diberikan adalah buku (tanpa pensil warna atau alat tulis lainnya) dan boneka hewan yang mungil. Dibanding naik budget airline, yang tidak dapat apa-apa, ya masih ok deh :D

Perjalanan dari Jakarta ke Hong Kong berlangsung selama 5 jam. Saat hampir landing, kakak mulai terbangun. Kakak, yang norak melihat Hong Kong dari udara, langsung berkicau. Sementara adik baru bangun setelah kami landing dan pesawat berhenti. Kami mendarat pukul 5.45 waktu Hong Kong. Waktu di Hong Kong lebih cepat 1 jam dari Jakarta. Saat kami keluar dari pesawat, kami disambut oleh petugas Bandara Hong Kong. Mereka menyambut kami sambil membungkukkan badan dan berkata cou san yang artinya selamat pagi. Imigrasi juga lumayan antri, pagi hari di Bandara Hong Kong begitu ramai. Hm....selamat datang ke negara yang apa-apa harus cepat.

Setelah mengambil bagasi, kami menuju transportation center untuk membeli on loan octopus card untuk dewasa, anak-anak, dan senior. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, octopus card sangat mempermudah perjalanan kami selama di Hong Kong. Sambil menunggu jam 9, karena janjian ketemu pemilik apartemen jam 10, saya menyuruh anak-anak makan kids meal yang mereka dapatkan. Setelah mereka selesai makan, kami berjalan-jalan menuju terminal 2 dan duduk di food court terminal 2. Oma dan opa memesan cuk atau bubur. Duo Lynns sibuk menggambar di buku yang sudah kami persiapkan. Sementara papa dan oma satu lagi pergi ke Seven Eleven untuk membeli air putih. Dan saat mereka kembali, mereka membawa banana milk Korea, melon milk Korea, dan gimbap. Senangnya si kakak melihat banana milk. Ini adalah minuman favorit kakak saat di Korea.

Setelah jam 9, kami menuju tempat naik kereta menuju Mong Kok. Stasiun MTR di bandara terletak di antara terminal 1 dan terminal 2. Untuk tiket airport express, saya menyarankan untuk membeli melalui klook.com. Enaknya naik airport express, kereta akan datang setiap 10 menit sekali. Untuk menuju Mong Kok, kami harus berhenti di Tsing Yi dan naik MTR ke Lai King untuk berganti MTR yang menuju Mong Kok. Karena ini hari Minggu, jadi kami bertemu banyak sekali pahlawan-pahlawan devisa yang menikmati hari libur mereka. Baju mereka luar biasa keren. Saat saya dulu tinggal singkat di Hong Kong pun saya selalu kalah set sama mereka dalam hal bahasa Kanton, penampilan dan handphone :)) 

Saat kami sampai di Mong Kok, terjadi insiden yang cukup membuat panik. Opa tidak dapat keluar dari gate karena bawaannya besar dan geraknya lama, padahal octopus card sudah ditempelkan. Bersyukurnya kami pada mbak-mbak yang rela hati menolong kami di hari libur mereka. Mereka memberi tahu si papa untuk masuk melalui counter dan menjemput opa. Sementara koper opa dioper ke luar dan saya mengangkatnya dibantu oleh mbak-mbak ini. Maturnuwun ya, mbak. Sampai dadah-dadah loh waktu pisah jalan sama mereka.

Pertolongan kedua yang kami dapatkan dari para pahlawan devisa adalah saat kami menunggu Mrs. A, yang mempunyai apartemen, menjemput kami. Akhirnya saya mencoba meminjam handphone dari mbak-mbak lainnya lagi, yang lagi menunggu teman-temannya juga. Mereka dengan senang hati meminjamkannya. Tapi ada juga mbak-mbak yang penampilannya agak nyentrik. Bahkan ada mbak-mbak yang sepertinya pacaran  sesama jenis. Kasihan juga sih lihat mereka.

Sesudah Mrs.A datang menjemput kami, Mrs.A menjelaskan lingkungan sekeliling kami. Dan sampailah kami di Kiu Ming Mansion. Apartemen ini terlihat sangat tua, tetapi unit yang kami tempati sangat nyaman. Kami bercakap-cakap sebentar dengan Mrs.A. Unit yang kami tempati terdiri dari 3 kamar dan 2 kamar mandi. Karena Mrs.A adalah interior design, segala sesuatu terlihat nyaman. Setelah itu kami mencari makan siang. 

Karena sudah kelaparan, maka rencana untuk makan siang dimsum pun kami batalkan, malas antrinya. Akhirnya pilihan jatuh ke Tai Ka Lok, atau yang lebih dikenal dengan Cafe de Coral. Tempat ini terkenal dengan sebagai fast food dengan makanan lokal yang porsinya besar (banget) dan harganya yang murah. Menu yang ada pun tidak pernah sama, tetapi ada menu halal dan menu haram. Antrinya pun lumayan. Sistemnya adalah antri untuk memesan, bayar, lalu antri untuk mengambil pesanan. Maka setelah memesan makanan, kami mencari tempat duduk. Semua tempat penuh. Dan ada orang lokal yang memanggil saya untuk menawarkan tempatnya. Lalu ada mbak-mbak yang menawarkan tempat duduknya untuk saya, karena dia sudah mau selesai. Prinsipnya, begitu ada yang kosong, segeralah duduk. Jangan berharap bisa duduk bersama-sama dalam group karena ramai sekali. Lalu ada mbak lagi yang pindah ke depan pacarnya teman wanitanya dan memberikan kursinya untuk oma dan opa. Wah, hari ini kami tiga kali ditolong oleh para pahlawan devisa. 

Selesai makan, kami kembali ke apartemen untuk beristirahat. Lumayan teler setelah setengah begadang sebelumnya. Rencananya kami akan jalan jam 4 sore menuju Causeway Bay. Anak-anak sudah disiapkan sebelum jam 4 dan makan cemilan supaya tidak kelaparan. Tetapi karena jalan-jalan bersama senior selalu penuh kejutan, maka jalannya pun molor. Akhirnya yang awalnya berencana jalan jam 4 sore malah jadi jam 5 sore. Diputuskan untuk menggunakan plan B, menunda perjalanan ke Causeway Bay dan memilih untuk bertemu kangen dengan patung Bruce Lee, Anita Mui, dan cap tangan artis-artis Hong Kong di area Harbour.

Karena sebagian area harbour sedang dalam renovasi sampai akhir tahun 2018, termasuk Avenue of Stars, maka patung-patung tersebut dipindahkan ke area East Tsim Sha Tsui Promenade dan diberi nama Garden of Stars. Bagaimana caranya menuju ke sana? Naik saja MTR dan turunlah di East Tsim Sha Tsui. Lalu ikuti petunjuk yang ada menuju exit P1. Kemudian naik lift menuju Podium level. Karena kami dari Mong Kok, kami berhenti di Tsim Sha Tsui, lalu berjalan menuju exit P1. Oya, TST dan East TST tidak jauh kok, dan jalannya pun masih di dalam area MTR.

Bertemu dengan ikon-ikon ini seperti deja vu bagi saya. Dan tentu saja oma opa oma dengan semangat berfoto bersama Bruce Lee, Anita Mui, dan setiap spot. Sementara anak-anak sibuk mau melihat hand print dari bintang film Hong Kong, baik yang masih ada maupun yang sudah tiada. Riweuh? Pasti, sampai kami berdua tidak sempat foto. Hehehe
Kiri: Patung Lambang perfilman HK, Kanan: Patung Bruce Lee
Hand Print orang-orang yang memajukan perfilman HK, katanya gambar bintang bagi yang sudah tiada
Karena sudah sore, maka pemandangan senja hari terlihat begitu indah. Lampu-lampu di gedung pencakar langit sudah mulai dinyalakan. Berhubung sudah lapar, dan karena mengincar berfoto di 1881 Heritage plus nonton Symphony of the Light, maka kami bergegas mencari makan. Tempat makan pun diusahakan mendekati area Star Ferry. Akhirnya kami memutuskan makan di HK fast food yang bernama Fairwood. Bentuknya mirip dengan Cafe de Coral, tetapi porsinya lebih pas untuk perut. Pelayanannya pun memuaskan. Tidak sampai 30 menit, makan pun selesai, termasuk anak-anak loh. Lapar atau doyan? Mereka menjawab doyan :P
Pemandangan senja hari dari East TST Promenade
Kami berjalan menuju Clock Tower, untuk menonton Symphony of the Light yang akan dimulai pukul 20.00. Setelah nyasar sedikit, kami sampai juga. Belum jam 20.00, tetapi semua tempat penuh sampai akhirnya kami berdiri dekat Star Ferry. Symphony of the Light merupakan pertunjukan lampu dan lagu yang melibatkan lampu-lampu dari area Hong Kong island dan melibatkan gedung-gedung pencakar langit. Ada narasinya juga, dan dalam tiga bahasa: Kanton, Inggris, atau Mandarin (tergantung harinya). Seingat saya, biasanya pertunjukan lampu akan terlihat indah. Dulu kami harus stand by 1 jam di muka untuk mendapat spot yang bagus untuk melihat permainan lampu yang cantik. Tapi kali ini kami hanya dapat melihat sedikit saja. Gak seru melihatnya. Mungkin karena posisi kami yang kurang bagus. Tapi kami dapat melihat Hong Kong Observation Wheel dengan jelas.
Pemandangan Hong Kong Island dengan Observation Wheel-nya
Begitu selesai kami kembali melalui 1881 heritage untuk berfoto-foto. 1881 heritage merupakan high end mall. Semua brand ternama ada di situ. Kami pun tidak pernah masuk situ, hanya pernah foto di depannya. Jadi kali ini pun kami hanya berfoto. Anak-anak semangat untuk berfoto, sementara oma opa oma bersemangat menyuruh cucu-cucu foto. Mereka kecapekan jalan soalnya, jadi malas foto. Maklum, jalan-jalan di luar memang betul-betul literally jalan kaki. Selesai berfoto kami menuju exit terdekat untuk menuju MTR dan kembali ke apartemen, recharge untuk jadwal besok: Hong Kong Disneyland.
1881 Heritage, yang selalu keren dekorasinya. Bahkan untuk foto pun harus antri.


Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami bersama anak-anak di Hong Kong dan Macau, silakan klik link ini


1 comment: