Monday, October 31, 2016

Sore Hari di Miss Bee Providore

Miss Bee Providore di sore hari
Masih dalam rangka tamasya singkat kami bulan lalu ke Bandung, yang kelupaan untuk diceritakan karena kesibukan ini itu dan baru teringat saat merapikan foto di handphone, salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi bersama anak-anak dan juga keluarga adalah Miss Bee Providore. Miss Bee Providore terletak di daerah Ciumbuleuit yang udaranya adem dan sejuk. 

Ceritanya sore hari setelah acara ulang tahun temannya Duo Lynns, saya dan maminya K berencana untuk mengajak anak-anak jalan-jalan. Sambil menunggu, tercetuslah ide untuk melihat 'hutan' di daerah Dago dari papinya K yang memang orang Bandung. Tetapi melihat sudah sore dan anak-anak sudah mandi, rasanya agak tidak visible. Akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi tempat yang dekat dengan tempat kami menginap, yaitu Miss Bee Providore. 

Miss Bee Providore terletak di jalan Rancabentang. Bangunannya pun cukup unik, ada bangunan rumah tua zaman Belanda dan ada juga rumah kaca. Di bagian bawah juga ada kafe Rabbit Hole. Kafe dan resto ini terkenal family friendly karena menyediakan playground dan kandang kelinci untuk anak-anak. Menarik bukan? 

Saat kami sampai di sana, cuaca mulai tambah gelap. Bahkan sudah ada beberapa tetesan air dari langit air hujan. Kami mengira kalau kami sampai di situ sekitar jam empat sore pasti sudah sepi. Ternyata tidak saudara-saudara. Parkiran penuh sampai susah sekali untuk parkir, dan semuanya plat B. Aduh, sesama orang Jakarta mungkin mikirnya sama =)) Maafkan kami ya orang Bandung, membuat Bandung penuh =D

Di bagian teras atas pun orang yang menunggu antrian banyak sekali. Kami mendapatkan giliran nomor 10. Mau ngapain ya sambil nungguin? Rencana mau melihat kelinci dan main ayunan dan papan jungkat-jungkit di playgroundnya pun batal karena hujan.
Kiri: bangku dan meja di playground yang berbentuk kupu-kupu dan bunga.
Kanan: tempat lilin yang ada di playground.
Bersyukurnya kami karena mami K ingat kalau Miss Bee juga punya semi indoor playground. Kami pun menuju bagian belakang dan anak-anak pun bermain di playground sambil menunggu antrian.
Playground yang semi indoor. Lumayan untuk menghibur anak-anak saat orang tuanya makan.
Sambil menunggu, kami melihat-lihat toko pernak-pernik dibagian bangunan utama. Toko ini menyediakan cemilan-cemilan yang dikemas dengan lucu, mainan-mainan yang unik-unik dan juga benda-benda yang unik. 
Pernak-pernik yang dijual. Lucu-lucu deh.....
Akhirnya hujan pun turun dengan penuh semangat. Anak-anak sudah tidak dapat main di playground lagi karena tampiasan hujan juga mengenai mainan yang ada. Eh, pas sedang bingung-bingung seperti itu, nama mami K dipanggil untuk duduk. Kami pun mendapatkan meja di ruangan di depan playground tadi. Pas sekali timing-nya :)
Ruangan Aster, di depannya ada playground untuk anak-anak.
Setelah kami duduk, anak-anak sibuk meminta kertas untuk menggambar, waiter pun datang untuk membawakan menu. Menunya bervariasi. Gambarnya menarik hati pula. Baik menu western maupun menu asia semuanya terlihat menarik.
Beberapa minuman yang ada.
Karena saat itu adik sedang lucu perutnya, maka saya memesan Japanese sizzling tofu. Namanya menu asia pasti ada nasinya kan, jadi aman untuk adik. Sedang untuk kakak kami mencoba roasted cherry tomato pasta. Mama papanya? Kami makan si-food, sisa sisa food, alias menghabiskan sisa anak-anak, hehehe. Kami berpikir untuk mencoba dessert dari kafe Rabbit Hole, yang ada di bawah, yang dapat dipesan di Miss Bee juga. Dengan asumsi seperti itu, jadinya kami hanya memesan dua menu untuk kami berempat supaya perut ini masih bisa diisi dessert lagi.
Sebagian dari menu yang ada. Menu yang kami pesan yang berada di tengah
Tak lama kemudian makanan kami pun datang. Wah, porsinya lumayan besar dan penataannya cukup menarik. Untungnya kami hanya pesan dua macam untuk kami berempat, karena dua menu saja lumayan kenyang loh. K dan mami papinya juga sudah kenyang. Akhirnya kami membatalkan rencana untuk makan dessert. Ditambah lagi adik yang sudah makin teler. Akhirnya kami menyudahi acara makan kami.

Saat kami keluar, diluar masih hujan, tetapi antrian untuk makan masih panjang. Ternyata hujan yang ada tidak menyurutkan semangat orang untuk makan di Miss Bee ini. Sambil berjalan ke mobil, saya membayangkan rasanya enak juga makan pagi di sini. Menikmati udara yang segar dan sinar matahari di rumah kaca, lalu main di playground dan kandang kelincinya. Hmmm.....boleh juga dimasukkan ke list kunjungan kami berikutnya :)
Glass house di Miss Bee Providore. Rasanya enak juga sarapan atau tea time di situ. Sumber foto: missbeeprovidore

Miss Bee Providore
Jl. Rancabentang no 11.A, Bandung
Jam buka: 07.00 - 23.00
Harga makanan: Rp 10.000,00 - Rp 85.000,00











Tuesday, October 25, 2016

Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda

Jika ada yang bingung saat membaca judul posting ini, jangan merasa bahwa anda orang aneh ya. Saya juga baru mengetahui ada museum yang bernama Museum Sumpah Pemuda pada saat saya sudah kerja. Nama museum ini memang tidak seterkenal Museum Nasional ataupun museum lainnya. Mungkin karena isinya hanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda.

Karena selalu melewati museum ini, lama-lama jadi penasaran juga apa sih isinya. Akhirnya kami memutuskan pada tanggal 28 Oktober nanti kami akan melihat museum ini. Tetapi minggu lalu, kami mendapatkan undangan dari Museum Sumpah Pemuda untuk menghadiri acara pembukaan pamerah tokoh dokter Moewardi. 
Undangan yang kami terima
Berbekal undangan yang ada, kami berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda. Cukup penasaran apa sih isinya? Di pikiran saya paling hanya naskah Sumpah Pemuda. Ternyata isinya jauh lebih menarik dari yang saya bayangkan. 
Di bawah tulisan ini terdapat maket museum.
Dimulai dari teras rumah, bentuk bangunan rumah ini sama persis seperti bentuk rumah pada zaman Belanda. Memang museum ini merupakan salah satu cagar budaya, yang artinya bangunannya dilestarikan. 
Kramat Raya pada masa dulu. Jalanannya masih luas.
Sebelum menjadi museum,bangunan ini awalnya merupakan rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Pada tahun 1908, gedung ini disewa pelajar Stovia dan RS sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu gedung ini dikenal sebagai Commensalen Huis, yang kalau sekarang disebut kos-kosan. Banyak tokoh-tokoh penggerak kemerdekaan tinggal di sini, seperti Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.
Museum Gadjah
Pada tahun 1927, gedung ini digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Gedung yang semula bernama Langen Siswo berubah menjafi Indonesische Clubhuis atau gedung pertemuan. Pada tahun 1928, gedung ini digunakan sebagai tempat melaksanakan Kongres Pemuda dan lahirlah Sumpah Pemuda. Tetapi setelah mahasiswa-mahasiswa yang tinggal di sini lulus kuliah, maka rumah ini disewakan kepada Pang Tjem Jam pada tahun 1934. Pang Tjem Jam tinggal di sini selama tiga tahun. Setelah habis masa sewanya, rumah ini disewa oleh Loh Jing Tjoe dan digunakan sebagai toko bunga, dari tahun 1937-1948. Pada tahun 1948, tempat ini beralih fungsi menjadi Hotel, yang bernama Hotel Hersia, dari tahun 1948 - 1951. 
Daerah Pintu Kecil, Kota
Kota Tua
Setelah itu, rumah ini disewa oleh Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawan selama 19 tahun. Dan pada tanggal 3 April 1973, pemda DKI memugar tempat ini selama satu bulan dan rumah ini pun dijadikan museum Sumpah Pemuda. Melihat sejarah bangunan ini sendiri bagi saya merupakan hal yang menarik, dimana orang dengan berbagai macam suku, ras, kepercayaan berkumpul bersama untuk Indonesia.
Gedung Arsip
Museum ini sendiri terbagi menjadi empat bagian. Yang pertama adalah segala hal yang berhubungan dengan Sumpah Pemuda. Yang kedua adalah hal-hal yang berhubungan dengan kepanduan, karena ternyata kepanduan atau kepramukaan menjadi salah satu bahasan dalam kongres Pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Yang ketiga adalah bagian untuk mengenal Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya. Yang keempat adalah perpustakaan yang menyediakan literatur-literatur sejarah yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda.
Para Pendiri Perhimpunan Indonesia. Dari kiri-kanan: Darmawan Mangoenkoesoema, Mohammad Hatta,
Iwa K Sumantri, R.Sastromoeljono, R.M.Sartono
Saat memasuki gedung ini, kita seakan melihat suasana kos-kosan dimana ada patung para mahasiswa yang berkumpul sedang membahas sesuatu di ruang tamu. Kemudian saat masuk ke dalam ruangan lain, akan ada penjelasan sejarah Sumpah Pemuda, dan di ruangan lainnya ada mahasiswa yang sedang duduk mendengarkan radio. Yang menarik adalah dalam kongres ini, mereka mengadakan tiga rapat dalam dua hari, 27 - 28 Oktober 1928, di tiga tempat yang berbeda. 
Suasana ruang tamu, kalau datang ke sini malam-malam, mungkin akan beda :D
Ituloh radio tuanya. 
Yang pertama rapat diadakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond atau perkumpulan pemuda Katolik. Pada rapat ini mereka membahas persatuan pada pemuda. Rapat kedua diadakan di Oost-Java Bioscoop atau bioskop Jawa Timur pada hari Minggu pagi, tanggal 28 Oktober 1928. Yang dibahas adalah masalah pendidikan. Entah bioskop zaman dulu sama dengan zaman sekarang atau tidak, tapi saat membaca, rasanya lucu juga membahas pendidikan di bioskop. Seakan memberikan gambaran bahwa pendidikan dapat dilakukan dimana saja. 
Diorama suasana saat kongres Pemuda kedua.
Yang ketiga, dan puncaknya adalah di gedung kramat ini, dan membahas mengenai nasionalisme dan gerakan kepanduan. Di tempat ini pulalah rumusan Sumpah Pemuda dikumandangkan. Dan sebelum mengakhiri kongres, WR Soepratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya. Wah...rasanya saat di sana, jadi lebih terbayang suasana saat peristiwa ini terjadi. 
WR Soepratman sedang memainkan lagu Indonesia Raya di akhir Kongres
Lagu Indonesia Raya dalam ejaan lama
Sumpah Pemuda
Di bagian tengah museum adalah taman yang sedang digunakan untuk acara pembukaan pameran. Di dekat situ terdapat beberapa ruangan untuk sejarah kepanduan dan juga perpustakaan. Sebagai salah satu anggota Pramuka, saya senang sekali melihat ruangan ini. Dan isinya pun lengkap dengan perlengkapan-perlengkapan Pramuka pada masa dulu.
Perlengkapan Pramuka yang ada.
Dora menjadi Pramuka =D
Kacu atau dasi Pramukanya berwarna hijau loh.
Sayangnya tidak banyak waktu yang dapat kami habiskan di bagian ini karena anak-anak ingin segera masuk ke bagian pameran, walau besar sekali kemungkinannya mereka tidak mengerti. Akhirnya kami pun melihat pameran mengenai dokter Moewardi. Untuk ulasan lengkap mengenai dokter Moewardi, silakan klik link ini ya.

Setelah selesai, kami melanjutkan ke bagian depan kembali. Kali ini sayap kiri dari gedung ini berisi mengenai Wage Rudolf Soerpratman atau WR Soepratman. Selama ini kami hanya tahu beliau meninggal dalam usia yang cukup muda dan seorang pemain biola. Tetapi saat kami masuk ke ruangan ini, kami baru mengetahui kalau beliau adalah guru, wartawan dan salah satu tim dari band musik 
WR Soepratman
Lahir: Purworedjo, 19 Maret 1903. Meninggal: Surabaya, 17 Agustus 1938
Bisa menebak yang manakah WR Soepratman? 
Karena lagu Indonesia Raya inilah beliau dikejar-kejar oleh tentara Hindia Belanda bahkan sampai jatuh sakit dan meninggal di Surabaya. Tetapi ada satu bagian kisah yang sepertinya tidak pernah diceritakan dalam pelajaran sejarah saat saya masih kecil.
WR Soepratman dan adiknya.
Pada tahun 1927, WR Soepratman menghubungi perusahaan rekaman yang ada di Batavia, yaitu Odeon, Thio Tek Hong dan Yo Kim Tjan untuk merekam lagu Indonesia Raya. Saat itu pemerintah Belanda sudah mengendus adanya gerakan bawah tanah untuk kemerdekaan. Hanya Yo Kim Tjan yang berani untuk merekam lagu Indonesia Raya. Bahkan YKT mengusulkan agar merekam dalam dua versi, yaitu versi asli dimana WR Soepratman menyanyikannya sambil memainkan biola dan versi keroncong, musik yang saat itu sedang ngetop. Saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan dalam Kongres Pemuda tahun 1928, piringan hitam ini pun langsung banyak yang terjual. Hal ini tentu saja membuat Belanda panik, dan menyita semua piringan hitam lagu keroncong, tanpa menyadari bahwa piringan hitam ini sudah dibuat setahun sebelum peristiwa Sumpah Pemuda. Tetapi YKT dan keluarganya menyimpan kepingan hitam tersebut dengan hati-hati, sehingga kita masih dapat mendengarkan lagu kebangsaan kita saat ini. Bersyukurnya kita karena waktu itu Yo Kim Tjan mau membantu untuk merekamnya.
Kiri: Biola peninggalan WR Soepratman.
Kanan:  Yo Kim Tjan dan anaknya, Yo Hoey Gwei
Setelah selesai melihat bagian untuk mengenal lebih jauh kisah lagu Indonesia Raya, maka kita akan mendekati pintu keluar. Tetapi pintu keluar ini pun unik. Ruangan menuju pintu keluar dipenuhi oleh tulisan-tulisan yang menggambarkan semangat dari Sumpah Pemuda itu sendiri, yaitu persatuan dalam membangun bangsa ini tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Pemikiran dari Mohammad Yamin
Apa yang dapat kami simpulkan dari kunjungan kami ke Museum Sumpah Pemuda? Para tokoh-tokoh ini adalah orang-orang yang sangat menghargai perbedaan. Sumpah Pemuda dan pergerakan kaum muda bukanlah tercetus dari satu golongan saja, tetapi bermacam-macam golongan, suku, agama, dan ras. Selama menuju kemerdekaan bagi bangsa ini, mereka tidak memusingkan unsur sara. Hal ini terlihat dari tempat diselenggarakan Kongres Pemuda, dari mulai di gedung perkumpulan pemuda Katolik, bioskop Jawa Timur, gedung Kramat milik Sie Kong Liang, dan Yo Kim Tjan yang membantu dalam perekaman lagu Indonesia Raya walau taruhannya adalah ditangkap Belanda saat itu. Sungguh indahnya persatuan dalam keberagaman.
Tiada lagi SARA, yang ada hanyalah persatuan.

Ki Hajar Dewantara
Secara keseluruhan, tempat ini seru untuk dikunjungi bersama keluarga. Selain anak-anak belajar mengenai sejarah yang ada, kita sebagai orang tua juga jadi mengenang kembali masa-masa peristiwa Sumpah Pemuda. Dan biasanya, mendekati hari Sumpah Pemuda, Museum ini mengadakan banyak kegiatan. Yuk, membudayakan anak-anak melihat museum.

Museum Sumpah Pemuda
Jl. Kramat Raya No. 106
Jakarta 10420 Indonesia
Telp. (62-021) 3103217, 3154546
Fax. (62-021) 3154546
e-mail : museumsumpahpemuda@yahoo.com
http://www.museumsumpahpemuda.com
Jam operasional: 08.00 - 15.00, tutup di hari Senin.
HTM: Rp 2.000 - Rp 3.000,00

Monday, October 17, 2016

Menikmati Flower Extravaganza di Akhir Pekan



Floral Paradise 2015
Membahagiakan oma opa dan anak kecil itu gampang loh ternyata. Tidak perlu jalan-jalan yang jauh jika waktu terbatas, cukup berkunjung ke mall saat ada pameran tertentu pun sudah dapat membuat mereka bahagia. 

Beberapa minggu lalu, dalam rangka ulang tahun Central department store yang kedua, Central mengadakan central flower extravaganza. Sebetulnya sih dari tahun lalu, saat ulang tahun pertama Central Grand Indonesia, acara ini sudah diadakan. Kalau tahun lalu tema yang diangkat adalah Floral Paradise, tahun ini Central mengangkat tema Floral Fantasy. Dan bunga-bunga yang dipakai semuanya asli loh. 
Foto tahun lalu :)
Seperti tahun lalu, tahun ini pun kami datang untuk melihat bunga-bunga yang disulap menjadi berbagai bentuk benda dan dekorasi. Kalau tahun lalu kami ke sana di hari terakhir pameran bunga, kali ini kami datang sehari sebelum hari terakhir. Kami ke sana hari Minggu sore, saat oma adiknya opa datang ke rumah. Sebelum kami ke Central, kami makan malam ini. Kali ini kami mencoba Robaa Yakitori di Grand Indonesia lantai 5 West Mall. Ini adalah pertama kalinya kami mencoba. Tujuannya adalah menggunakan voucher yang ada, sebelum expired. Seperti namanya, yakitori adalah sate ala Jepang. Kalau sate ala kita kan dengan bumbu saos kacang, kalau ala Jepang dengan saos teriyaki, saos tempura, dan sejenisnya. Selain sate, mereka juga ada bento, donburi, pasta, dan salad. Bagaimana rasanya? Yummy....Anak-anak, oma , dan opa makan dengan semangat. Bagi yang punya instagram, asal posting foto bento yang dipesan, bisa mendapatkan free matcha ice cream untuk kunjungan berikutnya. Hmmm....agak tricky juga. Walau belum tentu bakal sempat makan ke sini lagi, saya masih memposting foto opa dan oma yang memesan paket bento. Iseng-iseng berhadiah ceritanya. Dan memang betul, setelah diposting di instagram, pelayannya memberikan voucher tersebut. 
Pesanan kami di Robaa Yakitori
Keistimewaan makan di Robaa Yakitori adalah letaknya yang strategis untuk menonton dancing water. Tepat pukul tujuh malam, lagu-lagu musikal mulai diputar. Duo Lynns pun tak ketinggalan mau melihat, walau sambil menutup telinga karena terlalu berisik. Selesai menonton dancing water dan light show, kami cepat-cepat menghabiskan makanan kami dan berjalan menuju East Mall.  
dancing water and light show
Central mengambil empat lantai di bagian East Mall. Department Store yang pertama kali berdiri tahun 1956 di Thailand ini mengambil tema beruang pada lantai 2, lantai untuk bagian anak-anak. Saat kami masuk ke lantai dua, kami disambut oleh sleeping bear. Duo Lynns segera berpose, yang membuat kami bingung. Kami baru sadar mereka mengikuti pose si beruang. Lantai dua ini didominasi oleh bunga warna putih yang manis. Jika dibanding dengan tahun lalu, bebek kuning yang membuat ceria, dekorasi putih ini terkesan klasik. 
Giant Flower Bear
Di lantai satu, bunga lili, mawar, dan bunga matahari memenuhi setiap bagian. Tidak ada bentuk yang istimewa seperti di lantai dua, tetapi kombinasi warnanya begitu indah. Sementara Oma dan Opa sibuk membahas jenis bunga yang digunakan, adik sibuk meminta untuk difoto. Setelah itu kami turun ke Upper Ground. Kami mencari gazebo di bagian belakang, yang penuh dengan bunga-bunga yang cantik. Di Ground pun tidak kalah cantik loh. Kalau di lantai dua, dominasi putih, lantai satu dan Upper Ground didominasi dengan warna yang kontras, di lantai Ground ini warna bunganya soft sekali. Di bagian depan ada labirin tirai dari bunga dendrobium putih yang menarik hati. 
Soft and sweet.
Paduan warna yang indah.
Rasanya agak susah untuk tidak berfoto saat kami berada di sini. Dan kebetulan pula, setiap foto yang diambil, jika diberi hashtag #centralflowerextravaganza, dapat dicetak secara gratis di customer service. Dan memang betul, saat datang ke customer service, sebagian foto-foto tersebut sudah jadi. Dan sambil menunggu, saya melihat pengumuman jika men-tag central department store, dalam foto yang diposting, dan jika beruntung, bisa dapat voucher dari Central. Hmm....iseng-iseng berhadiah juga. Jadi saya iseng men-tag. Biasanya kalau ikut yang sistem undian seperti ini, saya jarang sekali dapat undiannya. Berbeda dengan kakak sepupu saya yang selalu dapat, kalau saya jarang banget bisa dapat. Tapi...tidak ada salahnya untuk mencoba kan?:)
Kiri atas: tirai di lantai Ground. Kanan atas: Gazebo di lantai Upper Ground.
Kiri bawah: Dekorasi lantai 1, Duo Lynns mencoba mengikuti pose mannequin.
Kanan bawah: Dekorasi lantai 2, sleeping bear dengan dayang-dayangnya.
Setelah selesai, kami pulang. Walau hanya jalan-jalan dan makan dengan free voucher, tidak belanja baju atau apapun, kami cukup senang. Bahkan anak-anak dan opa sudah merencanakan untuk datang lagi tahun depan, jika ada. Bagaimana dengan iseng-iseng berhadiah tadi? Beberapa hari lalu, saya mendapat direct message dari Central Department Store bahwa saya terpilih untuk mendapatkan voucher

Yeay, the free voucher =)

Sunday, October 9, 2016

Berburu Tiket Murah di Garuda Travel Fair

Bepergian bersama anak-anak memang suatu hal yang seru. Segala hal harus dipersiapkan jauh-jauh hari, bahkan termasuk soal tiket. Karena kami sering sekali semi backpacking, maka biasanya kami lebih sering naik budget airline. Tetapi sejak tamasya kami ke Hong Kong, kami mendapati bahwa saat travel fair harga tiket Garuda bisa di bawah budget airline, maka kami berpikir lebih baik berburu tiket saat travel fair. Toh dengan harga yang sama dengan budget airline, anak-anak dan oma opa lebih nyaman saat bepergian.

Kali ini kami mencoba mencari tiket saat Garuda Travel Fair (GATF) periode dua. Berhubung belum tahu kapan diadakannya, maka saya mencoba mencari tahu melalui mbah google. Dari website resmi Garuda Indonesia dan Bayu Buana travel, saya mendapatkan info bahwa GATF periode dua akan dilaksanakan pada tanggal 7 - 9 Oktober 2016 di JCC. Dan seperti emak-emak pada umumnya, saya mencoba mencari tahu promo apa saja sih yang ada di GATF. Ternyata tiket dengan diskon yang paling lumayan ada di saat happy hour jam 10.00 - 13.00 dan 16.00 - 18.00. Untuk pembayaran tiket, karena Garuda Indonesia bekerja sama dengan BNI, maka selama pameran mereka hanya melayani pembayaran dengan kartu debit atau kredit BNI. Selain itu, dapat juga membayar secara cash atau transfer. Bagi yang punya kartu BNI malah bisa dapat cashback, dengan ketentuan-ketentuan di link di atas. 

Sejauh apa sih keuntungan membeli tiket di GATF? Sebagai ilustrasi saja, misalkan kita mau pergi ke negara tetangga. Berdasarkan website resmi Garuda, harga tiket PP dapat berkisar Rp 2.254.100,00. Sedangkan harga yang ada saat pameran, harganya sekitar 1,4 juta. Malah kalau dapat cashback dapat menjadi 900 ribuan. Bagaimana dengan tiket budget airline? Saya iseng meminta si papa melihat di beberapa website budget airline punya negara tetangga yang terkenal murah dan bermutu. Tiket budget airline A sekitar Rp 2.404.000,00 (tiket PP dan pajak, belum termasuk bagasi dan kursi). Tiket budget airline B sekitar Rp 1.624.000 (tiket PP, bagasi, pajak, dan belum termasuk kursi). Tiket budget airline C sekitar Rp 1.421.000,00 (tiket PP, kursi, bagasi, dan pajak). Kursi termasuk ke dalam kriteria penting karena kan tidak mungkin kalau anak kecil duduknya terpisah dari orang tuanya. Untuk makan di dalam pesawat, menurut saya sih opsional. 

Kalau melihat ilustrasi di atas, kebayang dong untungnya kalau bisa dapat tiket saat GATF. Apa lagi dengan harga segitu sudah termasuk makanan, kenyamanan, dan teman-temannya. Berdasarkan pemikiran tersebut, kami berpikir untuk mencari tiket murah di GATF. Kami mengambil tanggal 7 Oktober, dengan asumsi tidak akan seramai Sabtu atau Minggu. 

Ternyata saat kami datang, karena pintu belum dibuka, antrian yang ada sudah mengular. Tidak terbayang kalau kami harus antri dari ujung. Tetapi setelah mengamati, ternyata ada tiga antrian berbeda. Yang pertama adalah antrian untuk orang-orang yang mempunyai kartu BNI dan mau mengambil gelang untuk cashback. Yang kedua adalah antrian orang-orang yang menunggu pintu dibuka. Dan yang ketiga adalah antrian untuk membeli tiket. Antrian berjalan dengan cepat. Petugas yang bekerja pun cukup sigap. Karena kami mempunyai kartu Garuda Miles, kami tinggal menunjukkan kartu kami dan mendapat dua tiket masuk secara cuma-cuma.
Kiri atas: saat antrian sudah berkurang. Kiri bawah: ada drone yang memantau.
Kanan: loket pembelian tiket masuk.
Setelah pintu dibuka, antrian di depan langsung berkurang, karena semua orang sudah masuk. Tetapi sebagian dari yang masuk itu meninggalkan jejak dalam bentuk sampah bekas minum dan makanan ringan. Adik langsung berkata ini lingkungan kotor. Setelah papa mendapatkan tiket masuk, kami segera masuk.

Di dalam JCC, kepadatan yang ada tidak sepadat saat kami ikut GATF pertama kali. GATF kali ini menyediakan banyak spot untuk foto-foto. Kami melihat ke peta yang ada dan segera menuju counter Bayu Buana yang ada di assembly hall. Ternyata antrian di agen-agen yang ada juga tidak separah waktu kami pertama kali datang. Kami hanya menunggu satu orang di depan kami, dan sesudah itu papa dapat duduk untuk memesan tiket.

Dari dua kali pengalaman kami saat datang ke GATF, ada beberapa kesimpulan yang dapat dijadikan tips.
1. Mendekati pelaksanaan GATF, sebaiknya seringlah memeriksa website resmi Garuda untuk melihat promo dan ketentuan yang ada.
2. Bagi yang mempunyai kartu Garuda Miles, persiapkan kartu dan KTP. Mereka tidak menerima jika hanya nomornya saja.
3. Beberapa travel agent juga melayani pre-book. Jadi jika memang tujuan liburan kita adalah tempat yang banyak diminati dan tanggalnya pun cantik, saya sarankan coba pre-book. Saya sempat bertemu seorang Ibu yang sudah datang lebih awal dari saya dan kehabisan tiket tujuan Jepang untuk awal April. 
4. Siapkan dari rumah kertas yang berisi data-data yang mau jalan-jalan. Kalau mau lengkap, ya sampai nomor passport dan tanggal berlakunya. Tetapi asal ada nama saja, sesuai passport, sudah bisa kok. Beri tanggal rencana keberangkatan juga boleh kok :) 
5. Setialah pada satu travel agent. Waktu pertama kali saya ikut, saya sempat bertanya kepada beberapa travel agent. Ternyata harga USD-nya mirip-mirip, hanya berbeda harga kurs-nya mereka. Sekarang setelah ada peraturan wajib rupiah, harga tiket (tidak termasuk tour) antara satu travel dengan yang lain mirip, paling hanya beda empat ribu rupiah. Yang membuat beda jika kita ingin mengambil paket tour-nya. 
6. Jangan mudah tergiur pada poster yang dipasang. Ada beberapa travel agent yang menulis harga rendah di poster, tetapi saat ditanya harganya bisa jadi diatas poster tersebut. Oleh sebab itu, kalau sudah ketemu dengan travel agent yang cocok, tidak usah melirik yang lain. 
7. Belilah tiket saat happy hour. Harga yang terpampang di iklan-iklan yang ada adalah harga saat happy hour. Jadi, paling untung ya datang saat happy hour.
8. Sediakan beberapa pilihan tanggal (tapi jangan banyak-banyak), jadi saat bertanya tidak membuat pusing pihak travel agent. Saat happy hour juga merupakan saat hectic hour bagi mereka. Beberapa kali saya melihat ekspresi karyawan travel agent yang mulai bete karena yang mau beli tiket masih bingung saat ditanya tanggal berapa perginya.
9. Jika mempunyai kartu BNI, datanglah lebih awal untuk mengantri gelang cashback. Lumayan loh cashback-nya. Tapi memang gelang untuk cashback terbatas untuk 300 orang saja. Saat kami datang, sekitar jam 9.20-an, sisa gelang yang ada hanya 24. Andai tidak dapat pun, masih ada promo cicilan bagi pemilik kartu BNI. Oya, jangan lupa juga untuk mencari tahu limit kartu kredit BNI-nya. Supaya belanja tiketnya lebih tenang. 
10. Selain promo tiket dan tour, banyak juga hadiah-hadiah yang didapat setelah berbelanja. Jadi jangan lupa cari counter redemption
Harga tiket sebelum dan sesudah cashback. Sumber foto: bayubuanatravel.com
Bagaimana jika membawa anak-anak? Saat saya lihat, banyak juga yang membawa anak loh. Bahkan ada oma dan opa yang membawa cucu ke travel fair. Dan rasanya seru juga mengajak anak-anak ke travel fair. Banyak spot foto yang bagus dan menarik untuk difoto. Bahkan kalau ada akun instagram, dapat juga main hashtag dan ada hadiahnya. Anak-anak sibuk minta foto di sana-sini dan mengumpulkan 'goodie bag'. Selama fair juga ada beberapa orang dari pihak Japan Tourism yang datang dengan membagi-bagikan beberapa suvenir. Kemarin bahkan ada Kidzania juga. Jadi memang tidak ada salahnya sih membawa anak-anak. Kalau anak-anak kena antri saat beli tiket masuk bagaimana? Tidak apa-apa, mereka jadi belajar melihat contoh orang yang antri dengan benar dan tidak =))

Duo Lynns menikmati acara jalan-jalan ke GATF. Apalagi mereka suka foto dengan background bermacam-macam. Mereka juga sempat bermain golf dengan stick golf yang asli saat mereka mampir di booth-nya Nestle. Di sana juga ada contoh seat untuk kelas-kelas yang ada di pesawat. Sayangnya kemarin kami sudah kelaparan, sehingga kami tidak mampir. Cuma ya buntutnya, Duo Lynns mau kembali lagi, karena mau mencoba duduk di business class :D Tahu juga mereka kalau business class lebih enak =))
Hiburan anak-anak, berfoto di setiap booth. 
Disclaimer: Postingan ini murni dari pengalaman kami dalam mencari tiket murah. Tujuannya supaya banyak keluarga yang dapat mengajak anak-anaknya untuk jalan-jalan bersama orang tuanya. (Biasanya kan anak-anak tidak diajak dengan alasan harga tiket mahal). So...ini bukan postingan promosi terhadap salah satu pihak ya :)

Monday, October 3, 2016

Bandung Science Center



Setelah kemarin kami menikmati liburan kami di Parahyangan Residence, karena adik tidak enak badan, hari ini kami berencana mengunjungi Bandung Science Center. Tujuannya adalah selain dekat dengan tempat kami menginap, sepertinya tempat ini cukup menarik untuk anak-anak. 

Sayangnya, saat bangun di pagi hari, adik terlihat lemas lagi. Diperiksa sih suhu tubuhnya tidak panas, tetapi anaknya lemas. Tetapi kami tidak mungkin membatalkan rencana ke BSC karena anak-anak sudah tahu kalau pagi ini mau ke science center. Akhirnya kami memutuskan tetap pergi dan membawa tempra untuk jaga-jaga. Berdasarkan pengalaman kami dengan kakak, tempra menjadi salah satu andalan kami jika anak-anak demam, karena tempra yang berisi paracetamol ini cepat menurunkan demam anak-anak.

Setelah sarapan, kami pun segera pergi ke BSC. Permasalahan muncul saat kami mencoba memasukkan alamat BSC ke GPS kami. Alamat BSC yang kami dapatkan melalui google adalah sirnagalih. Tetapi di GPS, alamat ini tidak muncul. Yang ada hanyalah sirna galih (pakai spasi). Kami mencoba memilih alamat tersebut, tetapi hasilnya kami berputar jauh sampai jembatan Pasopati yang sebelumnya kami lihat saat kami menginap di hotel California. Kami pun segera menepi, dan mencoba mencari patokan terdekat di GPS, setelah itu mengikuti google map. Akhirnya kami sampai ke jalan sirnagalih (yang di GPS tertulis sindang sima). Ternyata alamat yang ada di google tersebut adalah alamat untuk masuk dari belakang, yang tidak ada tempat parkirnya. Kami berputar sampai dua kali dan akhirnya bertanya pada penjaga di daerah tersebut. Si bapak berkata untuk lurus saja, seperti ke arah tol Pasteur, nanti di sebelah kiri terlihat BSC. Kami pun mengikuti saran si bapak, dan akhirnya menemukan BSC dengan alamat jalan Sindang Sirna.
Tampak luar BSC
BSC
Saat kami sampai, BSC terlihat begitu sepi. Kami masuk ke bagian pendaftaran dan membeli tiket masuk. Setiap orang akan mendapat sticker yang dapat ditulis nama. Petugas bagian pendaftaran mengatakan bahwa nanti akan ada satu orang yang memandu. Dan memang setelah kami memasang sticker nama kami, salah seorang staf menghampiri kami dan memandu kami ke bawah. 

Di bagian bawah anak-anak ditanya mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia. Setelah itu mereka diperkenalkan dengan planet tempat kita tinggal, yaitu bumi dan bagian-bagiannya. Mereka diminta menunjukkan yang manakah Indonesia. Kakak dengan cepat menunjuk gambar yang mewakili Indonesia. Staf yang ada menjelaskan sedikit mengenai nama pulau-pulau yang ada dan kemudian mengajak kami masuk ke bagian dalam.
Kiri: Lorong menuju bagian dalam BSC dengan sistem tata surya
Kanan: Bumi dan bagiannya.
Ternyata BSC dibagi menjadi tiga lantai. Lantai pendaftaran dan pembelian tiket berada di paling atas. Lantai kedua berisi beberapa bagian. Yang pertama adalah bagian bermain puzzle. Bagian kedua adalah bagian dimana anak-anak diajak untuk melihat video singkat tentang tata surya dan galaksi. Di bagian ketiga anak-anak akan belajar mengenai hukum-hukum dalam fisika dengan cara yang menarik. Di bagian keempat, anak-anak diajak untuk mengenal DNA. Di bagian kelima adalah bagian mengenai satelit dan orbit. 
Selamat Datang di BSC
Sedangkan lantai pertama, yang berada di bawahnya lagi, merupakan bagian terakhir yang nanti akan dikunjungi. Di lantai ini, pertama-tama anak-anak akan melihat simulasi gunung meletus. Kemudian mereka akan diajak untuk masuk ke ruangan yang berisi roket dan pakaian astronot. Setelah itu mereka akan melihat ruangan yang berisi ilusi optik. Dari ruangan ilusi optik, mereka akan diajak masuk ke ruangan robotik dan ruangan alat-alat musik dengan sistem sensor. Kemudian anak-anak akan diajak mengenal pembangkit listrik. Dan yang terakhir mereka akan memasuki ruangan yang berisi simulasi menyalakan lampu rumah dari jauh. 

Yang pertama adalah bagian puzzle. Anak-anak diberikan suatu puzzle amoba yang besar dan anak-anak diminta untuk menyusun ulang. Selama anak-anak menyusun, saya berkeliling di ruangan ini. Secara konsep, tempat ini memang bagus. Tetapi sayangnya pencahayaannya kurang terang. Setelah selesai menyusun amoba, anak-anak mencoba menyusun puzzle hieroglif yang ada. Setelah jadi, staf yang menemani kami berkata arti tulisan ini adalah Selamat Datang di BSC. Dan anak-anak menjawab oooo.... Staf tersebut menjelaskan bahwa jaman dulu belum ada alfabet sehingga orang menulis dengan menggunakan lambang. Setelah staf tersebut menjelaskan sedikit tentang hieroglif, anak-anak diajak untuk beranjak ke bagian dinding yang ada angka dan bangun ruang. Stafnya bertanya apakah kakak tahu atau tidak. Kakak segera menjawab semua pertanyaannya, lebih tepatnya membaca tulisan yang ada di dinding :D 
Karena adik lebih tertarik dengan puzzle, maka mereka berpindah ke bagian puzzle bangun geometri, seperti segitiga, lingkaran, dan persegi panjang.
Kiri atas: puzzle bidang dua dimensi. Kiri bawah: tabel periodik unsur (beserta tahun dan penemunya)
Kanan: rumus volume bangun ruang.
Setelah melihat tabel periodik unsur yang ada, kami masuk ke suatu ruangan yang gelap. Di ruangan ini anak-anak akan diajak melihat slide video tentang tata surya, teori big bang, dan galaksi kita. Sayangnya perpindahan antara slide ke slide begitu cepat, jadinya staf di sana pun harus mengulang videonya berkali-kali. Adik langsung mengajak papa pindah ke ruangan lain, bosan soalnya. Sedangkan kakak masih sibuk menjawab pertanyaan staf sambil melihat slide yang ada. 
Penjelasan tentang galaksi dan tata surya
Ruangan berikutnya adalah ruangan dimana ilmu fisika diterapkan. Ada apa saja sih? Ada katrol, air track, tesla, fiber optik, listrik statis dan hologram. Dimulai dari katrol. Anak-anak diminta duduk di bangku dan membedakan apa rasanya menarik bangku dengan satu katrol, tiga katrol, dan tanpa katrol. Ternyata semakin banyak katrol, semakin mudah untuk menarik bangku tersebut. Selanjutnya anak-anak diajak mengenal air track atau rel udara. Di sepanjang rel terdapat bolongan-bolongan udara yang membuat gaya gesek lebih kecil sehingga benda diatasnya dapat bergerak lebih cepat. Sistem ini digunakan di Jepang untuk kereta api mereka yang sering disebut bullet train.
Katrol, semakin banyak katrolnya, semakin mudah menarik bebannya.
Selain air track, ada juga tesla yang sering digunakan di film Warehouse 13. Tesla adalah kumparan yang dapat menghantarkan arus listrik tinggi tanpa menggunakan kabel. Atau dalam bahasa sederhananya adalah seperti alat kejut listrik tapi dapat digunakan jarah jauh. Kemudian anak-anak bermain dengan fiber optik, listrik statis dan hologram. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dalam bentuk mikroskopik. Hologram ini menyimpan informasi-informasi optik yang kemudian dapat membentuk suatu gambar objek, pemandangan, ataupun adegan. Itulah sebabnya kita dapat melihat seakan-akan benda tersebut nyata di depan kita, tetapi tidak dapat dipegang. Anak-anak penasaran mau menangkap gambar tersebut tetapi tidak dapat.
Searah jarum jam: kabel optik, air track, tesla, listrik statis, dan hologram.
Kami pun berpindah ke bagian lain. Kali ini anak-anak diajak berkenalan dengan DNA. Mereka diminta untuk melipat tangan mereka dan melihat tangan manakah yang diatas. Lalu mereka juga diminta untuk menggenggam tangan mereka dan mengamati jari tangan manakah yang ada diatas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui otak bagian manakah yang dominan, kiri atau kanan. Tentunya kedua bagian otak besar ini pasti berfungsi, hanya saja dalam penggunaannya pasti ada yang lebih dominan. Ternyata Duo Lynns mengikuti mamanya, dua-duanya otak kiri lebih dominan. Tetapi tidak berarti otak kanannya tidak berfungsi ya :)

Di situ juga ada Dino yang 3D. Asal kita menutup salah satu mata kita, lalu mata yang satunya melihat ke dino dan kita bergeser ke kanan, ke kiri, depan ataupun belakang, maka lama-kelamaan Dino ini seakan mengikuti kita.
Kiri: rangkaian DNA. Kanan: Dino 3D. 
Tak lama kemudian datang dua anak perempuan beserta orang tuanya dan bergabung bersama kami. Sekarang jadinya ada empat anak perempuan yang seumuran. Keempat anak ini diajak untuk melihat orbit dan satelit di planet Mars. Yang paling khas adalah quadcopter. Tidak seperti helikopter yang memiliki  satu set baling-baling, maka quadcopter mempunyai dua set baling-baling. Kalau saya amati, bentuknya seperti drone. 
Kiri atas: Iron Man yang dapat digerakkan oleh sensor, sayang hanya satu sisi yang berfungsi.
Kiri bawah: robot pengamat yang pertama kali mendarat di Mars.
Kanan: quadcopter yang seperti drone.
Orbit beserta negara yang meluncurkannya.
Selesai sudah lantai kedua ini. Kami pun turun melalui tangga. Dekorasi di sepanjang tangga adalah serangga. Tiba-tiba empat anak perempuan ini berteriak dino sambil melompat ke mamanya. Ternyata saat kami sampai di lantai bawah, kami disambut dengan Barney alias T-rex. T-rex ini memang terlihat menakutkan, walau kecil dan kurus :D
Hiasan yang ada di BSC, beserta T-Rex yang kurus.
Di lantai bawah ini kami diajak melihat simulasi gunung meletus tetapi dengan menggunakan air. Diawali dengan getaran, lama kelamaan akan keluar lava dalam bentuk air. Seharusnya alat ini menggunakan sensor, tetapi karena rusak, maka dioperasikan dengan saklar yang ada. Anak-anak ini meletakkan tangannya di permukaan gunung untuk merasakan getarannya. Duo Lynns sudah pernah melihat simulasi volkano dengan baking soda. Jadinya mereka bertanya kok airnya tidak bisa meluap-luap. Kalau meluap-luap, semuanya jadi basah dong, nak.
Lava air yang keluar dari gunung .
Setelah itu anak-anak masuk ke suatu ruangan yang agak gelap. Di ruangan ini terdapat roket mini dan baju astronot. Hmm.... Jadi teringat saat mengunjungi Air and Space Museum, kakak dengan polosnya bertanya bagaimana cara mereka pipis (dan ternyata ada jawabannya loh). Sayangnya kali ini penjelasan tentang astronot bukanlah fokus utama dari ruangan ini. 
Roket mini
Ruangan selanjutnya adalah ruangan dengan ilusi optik dan trik pada gambar. Anak-anak diminta menebak gambar apakah yang mereka lihat. Bagi anak-anak, mereka akan melihat gambar secara keseluruhan, bukan bagian per bagian. Acara tebak gambar ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Tergantung dari arah mana kita melihat.  
Enam gambar yang memiliki banyak arti.
Old and young Einstein
Berhubung kami harus segera kembali untuk check out, maka kami bertanya kepada staf yang ada apakah masih lama. Stafnya pun berkata sebentar lagi penjelasan mereka akan selesai. 

Selanjutnya anak-anak diajak bermain mobil-mobilan. Mobil ini akan berjalan di lintasan yang ada. Apa sih yang membuat mobil ini bergerak? Di bagian bawah lintasan ada sensor, sehingga mobilnya akan bergerak mengikuti sensor yang ada dan pada lintasannya. Awalnya dari dua mobil yang ada disitu hanya ada satu mobil yang dapat digunakan. Adik iseng menoel mobil tersebut dan tiba-tiba jalan. Akhirnya empat anak perempuan ini sibuk main mobil. 
Atas: Mobil dengan sensor, pembangkit listrik tenaga gerak.
Bawah: alat musik dari pipa, harpa yang senarnya menggunakan sinar laser dan sensor, ilusi gambar bintang
Kami masuk ke hall yang besar dan di hall tersebut terdapat berbagai macam alat musik yang unik. Mulai dari angklung, harpa yang dimainkan dengan sensor, dan alat musik dari pipa buatan mahasiswa ITB. 
Pembangkit listrik tenaga matahari dan angin
Ruangan yang terakhir berisi maket-maket rumah dan ruangan yang ada di dalamnya. Untuk menyalakan lampunya, cukup masuk ke salah satu website dan ikuti petunjuk yang ada. Ini seperti alat-alat yang dijual di pasaran yang digunakan untuk mengendalikan lampu rumah dari jauh. Asalkan koneksi internet bagus, dan semua sistem sudah terhubung, kita bisa menyalakan lampu rumah walau kita berada di luar kota. Seru juga ya. 
Lampunya dapat dinyalakan secara online
Di ruangan ini juga ada game yang dapat dimainkan anak-anak loh. Game interaktif yang membuat mereka bergerak dan meloncat untuk menangkap kelinci. Sayangnya waktu menunjukkan pukul 11.30 dan kami harus segera mengambil barang. Kami pun pamit kepada keluarga lain dan staf yang ada dan segera kembali ke lantai paling atas. 

Apa kesimpulan kunjungan kami ke BSC? Secara keseluruhan, konsep yang ada menarik dan edukatif. Sayangnya banyak barang yang rusak, entah rusak karena kurangnya perawatan dari pihak pengelola ataupun tangan isengnya pihak pengunjung. Banyak sensor yang tidak berfungsi. Bagaimana dengan anak-anak yang datang? Menurut kami, anak SD akan lebih menikmati tempat ini dibandingkan anak TK. Tetapi anak TK pun tetap bisa menikmati, walau mungkin belum mengerti banyak hal. 

Bagaimana dengan adik? Selama 1.5 jam di BSC, adik cukup menikmati melihat ini itu dan bermain ini itu, walau konsepnya belum terlalu mengerti. Dan untunglah adik tidak jadi demam :) 

Disclaimer: "Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho"

Bandung Science Center
Alamat: jl. Sirnagalih no 15 Bandung (untuk parkir di jalan Sindang Sirna).
Jam buka: 09.00 - 17.00
HTM: Rp 45.000,00