Friday, October 13, 2017

Galeri Indonesia Kaya

Apa sih yang biasa kita lakukan saat berkunjung ke mall? Biasanya tidak jauh dari makan, ke cafe, window shopping (baca: hanya jalan-jalan di dalam mall, seperti kami), dan juga belanja. Namun ada kegiatan lain yang dapat dilakukan di Mall Grand Indonesia. Tidak banyak yang tahu bahwa di Grand Indonesia ada suatu ruangan yang disebut Galeri Indonesia Kaya (GIK). Apakah GIK? Galeri Indonesia Kaya berada di West Mall lantai 8, satu lantai dengan CGV. GIK merupakan ruang edutainment budaya persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation, yang sebagian besar display-nyaseperti alat musik tradisional, mainan tradisional, baju adat, dan semua informasi lainnya, dikemas secara digital dan interaktif. Kami sempat mengunjunginya bersama teman-teman.

Saat masuk, setiap makanan dan minuman dititipkan terlebih dahulu. Mungkin supaya tidak ada yang makan dan minum di dalam sana. Masuk ke sini pun gratis alias tidak dikenakan biaya. Cukup menarik, bukan? Saat masuk, kami seakan memasuki bioskop, gelap soalnya. Kami disambut oleh putra-putri Indonesia dalam pakaian daerah dari tiap-tiap daerah, namun secara digital. Kakak sibuk mencari yang mana Jawa Tengah. Sedangkan adik, karena sempat manortor di pentas baletnya, sibuk menunggu sampai Ucok dan Butet muncul di layar. Setelah itu kami melangkah menuju area video mapping. Area ini berisi bentuk wayang kulit dengan tokoh-tokoh dalam Mahabarata, baik Pandawa maupun Kurawa. Siapa yang seru kali ini? Bukan anaknya, tetapi mamanya (mamanya penggemar cerita Mahabarata).
Putra-putri Indonesia dengan baju adat daerah yang menyambut kami. 
Sumber foto: allaboutlynns.blogspot.com
Video Mapping mengenai Pandawa dan Kurawa
Masuk lebih dalam lagi, kami dihadapkan dengan banyaknya monitor touch screen. Yang pertama adalah Melodi Alunan Daerah. Monitor ini menampilkan gambar alat musik tradisional Indonesia. Anak-anak pun seru dengan acara menyentuh, membuat aransemen sendiri dan mendengarkan bunyinya. Di sebelah Melodi Alunan Daerah, terdapat monitor touch screen yang berjudul Kaca Pintar Indonesia. Di sini terdapat kumpulan objek budaya di seluruh nusantara, mulai dari pariwisata, kuliner, kesenian, dan tradisi. Saat disentuh, muncullah papeda, makanan khas orang Maluku yang terbuat dari sagu. Di sebelah Kaca Pintar Indonesia terdapat Jelajah Indonesia. Jika tadi kita mengenal Indonesia dari segi budaya, maka monitor yang satu ini membahas seluk beluk budaya Indonesia dari banyak sisi, seperti dari sisi geografis, kebiasaan, dan asal usul. 
Searah jarum jam dari kiri atas: Pakaian adat interaktif, Jelajah Indonesia,
Melodi Alunan Daerah dan Kaca Pintar Indonesia.
Sumber foto: allaboutlynns.blogspot.com
Setelah puas melihat segala hal yang berhubungan dengan kekayaan Indonesia melalui monitor, anak-anak diperkenalkan dengan tokoh-tokoh perwayangan. Cara memperkenalkannya pun cukup menarik, melalui media interaktif mengenai pakaian yang dipakai mereka. Anak-anak bergerak maju dan mundur untuk menyesuaikan kostum dengan badan mereka. Agak susah memang karena badan mereka kecil, namun mereka tetap berusaha agar pas di badan mereka. 

Sementara sebagian anak mengantri, sebagian anak lagi menikmati virtual reality di Selasar Santai. Di sini terdapat beberapa tablet yang bebas dipakai, dan juga sofa, lumayan mama-mamanya dapat mengamati anak-anak sambil duduk manis. Beberapa anak-anak yang sudah besar mencoba permainan interaktif di Jelajah Indonesia. 

Di dalam galeri ini terdapat satu auditorium. Auditorium ini memang tidak begitu luas, tapi dapat menampung 150 orang. Auditorium ini sering digunakan untuk tontonan budaya, mulai dari senin panggung, musik, pemutaran film, diskusi budaya, seminar dan workshop. Itu semuanya gratis. Saat kami datang kemarin, pihak GIK mengadakan workshop tentang pembuatan ondel-ondel dari kertas.
Ondel-ondel yang kami buat.
Di bagian akhir di GIK terapat kerajinan-kerajinan yang dapat dibeli. Tetapi yang menarik perhatian kami adalah buku besar dengan tulisan honocoroko dan artinya dalam bahasa Jawa. Tulisannya adalah seperti ini.
ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara. 
Ini merupakan bahasa Jawa yang halus. Saya bertanya ke teman-teman yang lumayan jago bahasa Jawa. Ada dua arti yang dapat menggambarkan kalimat diatas. Jika diterjemahkan, artinya kurang lebih seperti ini: "Ilmu itu hanya dapat dicapai dengan laku, dimulai dengan niat yang teguh, arti kas menjadikan sentosa. Iman yang teguh untuk dapat mengatasi segala godaan rintangan kejahatan". Terjemahan berikutnya yang saya dapatkan adalah: "Untuk dapat memahami ilmu harus dengan cara, cara penyampaiannya dengan cara yang khas, artinya khas berusaha keras memperkokoh karakter, kokohnya budi (karakter) akan menjauhkan diri dari watak angkara".
Buku besar dengan tulisan Jawa
Bagi kami, kalimat yang penuh dengan hikmat tersebut berarti tanpa adanya iman dan karakter, maka ilmu yang didapat bisa disalahgunakan. Dan memang betul, tanpa adanya iman dan karakter, ilmu yang ada dapat menjadi boomerang bagi kita. Itulah sebabnya iman dan karakter harus mendahului pengetahuan bukan?
Kerajinan-kerajinan yang dapat dibeli 
Target Duo Lynns selanjutnya adalah mengajak sepupu-sepupunya untuk mengunjungi tempat ini bersama-sama.Ya, kapan lagi dapat melihat kebudayaan Indonesia disajikan dengan cara yang berbeda dan interaktif.

Galeri Indonesia Kaya
http://www.indonesiakaya.com
Grand Indonesia, West Mall lantai 8
Telepon: 021-23580701
Jam buka: 10.00 - 22.00

3 comments:

  1. waah baru tau loh ada kaya gini di GI dan gratis pula! Jadi pengen cobain ke sana juga~ makasih ya infonya ^^

    ReplyDelete
  2. Sama-sama :)
    Kami pun tertarik untuk mengunjungi tempat ini kembali :)

    ReplyDelete